Rabu, 22 Januari 2014

RESENSI NOVEL “PUDAR”





Judul                : Pudar
Penulis             : Anif Khasanah
Penerbit          : Gagas Media, cetakan pertama 2012
Tebal buku      : 286 Halaman

 

Pudar, sebuah novel yang  mengambil latar di Korea, tak heran jika  banyak mengandung unsur budaya Korea di dalamnya, baik secara bahasa maupun keseharian orang Korea. Hal ini mungkin sangat berkaitan erat dengan ketertarikan penulis  dengan banyak hal yang berbau Korea sejak tahun 2009, tepatnya setelah ia menonton  sebuah drama Korea, Boys Before Flowers.
Novel ini ditulis oleh Anis Khasanah, seorang perempuan yang dilahirkan dan tumbuh di sebuah desa kecil di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ini baru saja meraih gelar sarjana pendidikan Bahasa Inggris tahun 2012. Novel ini merupakan novel kedua Anis, tetapi novel pertama yang berhasil diterbitkan.
Jung Seung Wo, seorang presiden mahasiswa di salah satu Universitas Korea  adalah Kristen yang taat. Kisah cinta pertamanya bersama Lee Hye Rin yang berakhir begitu saja sempat membuatnya menjadi pemuda yang lemah, terlebih lagi Hye Rin pergi jauh meninggalkan Korea sebelum mengetahui perasaan Seung Wo padanya.
Jung Seung Wo akhirnya berhasil melupakan Hye Rin berkat semangat dan motivasi dari karibnya, Bong Chan. Min Ji, seorang asisten presiden mahasiswa ini juga cukup banyak mengetahui soal percintaan bosnya itu.
Kerumitan kisah cinta Seung Wo bermula saat ia secara tidak sengaja bertemu dan berkenalan dengan seorang mahasiswi asal Indonesia, Hana Sofia saat persiapan peringatan hari HAM Internasional. Hana Sofia, seorang gadis muslim yang taat, cerdas, ramah, dan selalu mengenakan penutup kepala (jilbab). Seung Wo dan Hana pun sama-sama tertarik dan mulai jatuh hati setelah keduanya cukup lama mengenal satu sama lain.
Namun, kisah cinta mereka berakhir begitu saja saat keduanya sadar akan perbedaan besar di antara mereka, perbedaan keyakinan yang sulit untuk di satukan. Terlebih lagi, kedua orang tua Seung Wo tidak menginginkan dan mengizinkan hubungan antara Jung Seung Wo dan Hana Sofia.

Dari Novel ini, secara tidak langsung membuat pembaca mengetahui banyak hal tentang budaya bangsa lain, misalnya saja ada beberapa percakapan yang menyisipkan kosa kata bahasa Korea yang di sertai terjemahan kedalam bahasa Indonesia, serta mengajak pembaca untuk saling menghargai perbedaan, baik perbedaan keyakinan, maupun perbedaan-perbedaan lain  yang ada antar bangsa.
Namun, novel yang mengisahkan kisah cinta yang lama-kelamaan pudar ini penyelesaianya kurang jelas, dan bagian awal dari novel ini sedikit membosankan sehingga kurang menarik perhatian pembaca.
Secara keseluruhan menurut saya, novel ini sebenarnya cukup menarik karena berbeda dengan novel remaja pada umumnya, biasanya novel-novel remaja yang berkisahkan tentang percintaan tokoh utamanya seorang perempuan, tapi di novel ini sosok Jung Seung Wo, seorang laki-laki yang menjadi tokoh utama. Sayangnya, penyelesaian dari kisah dalam novel ini tidak tuntas, kurang klimaks. Tapi, novel ini patut untuk di apresiasi, novel remaja yang menyisipkan nilai-nilai kebudayaan dan sikap saling menghargai perbedaan yang  ada di dalamnya.

RESENSATOR : TRI RAHAYU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar