Rabu, 22 Januari 2014

Siluet Jingga



Aku tak tahu mengapa. Tapi, saat kedua bola mataku mulai melihat siluet dirimu dari kejauhan  aku merasa seperti seorang perempuan yang sangat lemah dengan segala kelebihannya. Seperti orang bodoh yang hanya bisa melempar senyum pada sosok lelaki yang tak kunjung menyadari keberadaan dirinya.

Seperti debu yang tak pernah merasa terhina walaupun selalu di campakan oleh angin. Seperti dedaunan yang gugur begitu saja dari pohon dan langsung pergi jauh entah kemana bersama angin yang baru ditemuinya. Siluet yang kulihat dari kejauhan itu membuat semua warna yang kulihat menjadi kelabu. Ya, kelabu. Tak ada hitam, putih, merah atau jingga. Semua menjadi kelabu. Entah kenapa aku hanya diam dan menikmati  kelabu yang menyakitkan ini. Aku tak mengerti, sungguh. Mungkin, karena siluet jingga yang kau miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar